Saat pertama kali putri kecil kami terlahir di dunia,
dia menjadi kebahagiaan bagi kami, orang tuanya.
Kami besarkan dia dengan segenap jiwa dan raga.
Dan waktupun berlalu….
Dia kini telah menjadi gadis yang cantik, tetapi
kini saatnya kami harus melihatnya dalam gaun
pengantinnya, dan engkaulah kini yang menjadi
penjaganya.
Waktu akhirnya memaksa kami berpisah dengannya.
Putri kami kini harus meninggalkan kami, karena
mulai saat ini dia harus mengutamakan engkau
di atas kami.
Tolong jangan beratkan hatinya, jangan sakiti hatinya.
Jika engkau tak berkenan atas kekurangannya,
ingatkanlah dia dengan cara baik.
Hargailah dia yang telah rela mengabdi kepadamu.
Yang telah membuat keputusan sulit meninggalkan
kami untuk dirimu. Maka sayangilah dia di atas
semua pengorbanannya.
Dan kuserahkan putriku kepadamu.
–Isi Hati Orang Tua saat Menikahkan Putrinya [nangis bacanya (ʃ˘̩̩̩.˘̩̩̩ƪ)]–
>>dikutip dari sebuah undangan pernikahan